bunga berguguran

Sabtu, 17 November 2012


Artikel ABK
MENDETEKSI ANAK LAMBAN BELAJAR/KESULITAN BELAJAR DAN SOLUSINYA
Dalam kegiatan proses pembelajaran sehari-hari disekolah, kita sering menemui anak didik yang sulit sekali menerima materi pembelajaran. Kondisi seperti ini bisa dilihat dari hasil tes baik tertulis maupun perbuatan, bahkan dari observasi visual juga dapat dideteksi kalau anak tersebut mengalami kelambatan dalam mengikuti pembelajaran, dibandingkan dengan teman-temannya di satu kelasnya. Pengujian kecerdasan intelegensi yang dilakukan di Perancis secara acak untuk mengetahui anak yang tidak mampu menangkap pelajaran dengan cepat seperti anak dalam kebiasaan belajar di sekolah, didapatkan bahwa angka anak paling cerdas adalah yang memiliki IQ 120, sedangkan anak yang mempunyai IQ kurang dari 120 termasuk kategori normal, embisil, debil, dan yang paling parah dikategorikan idiot. Tapi anak yang termasuk kategori cerdas tidak menjamin 100% akan mampu mengikuti pembelajaran di sekolah dengan lancer sesuai dengan kemampuan intelegensinya. Tidak jarang kita menjumpai kasus anak yang sebenarnya cerdas akan tetapi dalam kenyataannya perolehan hasil belajarnya berupa nilai-nilai tesnya kurang. Dalam kasus seperti ini guru atau pendidik perlu mencari penyebab solusi untuk mengatasinya.
Bahwa anak yang tertinggal dalam belajar adalah setiap anak yang menemui kesulitan dalam mempelajari sesuatu yang bersifat akal atau logika.
A. Mendeteksi kelambanan belajar
Kelambanan belajar yang dialami anak dapat digolongkan dari segi penyebab, yaitu:
• Kelainan daya pikir
Kelainan daya pikir ini termasuk kelainan yang paling banyak dialami oleh anak didik yang berkaitan dalam kegiatan belajar. Dari survey mengemukakan bahwa dari anak yang tertinggal dalam belajar 56,8%, tergolong dalam kecerdasan berkisar 75. Sedangkan 21% kecerdasannya berada diantara 70-90, dan 22% tingkat kecerdasannya antara 90-100. Kelainan daya pikir ini diperparah lagi dari factor seperti lingkungan belajar di sekolah, jenis materi pelajaran tertentu, penyebab lain adanya keterkaitan antara daya pikir dan anak yang lamban dalam belajar, seperti lemahnya daya ingat hingga mudah melupakan materi yang baru dipelajari, lemahnya menerima dan memahami pelajaran, lemahnya berfikir jernih, tidak ada kemampuan untuk beradaptasi dengan teman, rendahnya kemampuan dalam berkomunikasi dan lambannya dalam kemampuan berbicara.
• Kelainan psikologi
Yaitu kelainan pada penginderaan, seperti penglihatan dan pendengaran. Bisa juga dari segi fisik, anak yang tubuhnya lebih pendek dari ukuran rata-rata anak lain dikelasnya, penyebabnya seperti anemia, dan penyakit anak lainnya. Kelemahan-kelemahan tersebut dapat menyebabkan kelemahan dan kelambatan dalam belajar, lebih jelasnya bahwa keterbatasan fisik tertentu dapat mempersulit anak dan terkait sekali dalam masalah kelambanan dalam belajar.
• Kelainan motivasi
Kelainan motivasi, yaitu timbulnya rasa masa bodoh, tidak ada perhatian terhadap mata pelajaran, tidak ada kemauan menelaah pelajaran, dan tidak ada rasa senang pada peraturan kegiatan belajar mengajar diantara para murid yang tertinggal dalam belajar. Dan bisa juga perilaku anak yang tertinggal dalam belajar disebabkan oleh lemahnya semangat dan perhatian pada pelajaran, ogah-ogahan, membenci sekolah dan suka mengantuk. Jadi, penyebab secara umum penyebab rendahnya motivasi disamping berbagai factor luar lingkungan belajar anak, juga terpengaruh dari dalam diri anak berupa factor-faktor kejiwaan yang dipengaruhi oleh latar belakang kesehatan.
B. Solusi
• Kelainan daya pikir
Kelainan daya pikir merupakan factor bawaan anak, jadi agak sulit memberikan solusi secara fisik, perlu upaya rekonstruksi klinis berupa asupan gizi yang memadai, dan solusi yang paling ramah yaitu dengan memberikan motivasi agar anak mau belajar lebih dengan cara meningkatkan baik waktu maupun kualitas pembelajaran di rumah dan di sekolah. Dengan demikian kelemahan dari sisi kecerdasan dapat ditutupi dengan upaya ekstra misalnya menghafal materi pembelajaran.
• Kelainan psikologis
Pernah dijumpai seorang anak dari keluarga mampu tetapi di sekolah dia tidak bisa mengikuti pembelajaran dengan baik, setelah dideteksi oleh guru, ternyata anak tersebut mengalami kelemahan dalam penginderaan mata, setelah diperiksakan kedokter dan memakai kacamata, akhirnya potensi anak tersebut ternyata pandai dan mampu mengikuti setiap kegiatan pembelajaran dengan baik.
Juga bagi anak yang bertubuh lebih kecil dari anak lain sebaiknya ditempatkan ditempat duduk di barisan paling depan.
• Kelainan motivasi
Memotivasi dengan stimulus-stimulus agar anak mau belajar dengan baik, antara lain dengan menerapkan reward pada pembelajaran dikelas. Insya Allah anak akan termotivasi, motivasi tidak hanya dari sekolah tapi dari peranan orangtua di rumah agar mau berupaya memotivasi anak untuk belajar dengan sungguh-sungguh. Meski demikian, peranan guru di sekolah juga sangat diperlukan dalam memberikan motivasi ekstrinsik ini.
by . beni kisworo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar